“Sebaik-baik pengingat adalah subhah/biji tasbih” (Diriwayatkan oleh Ad-Dailami dalam Musnad Firdaus).
Status hadits : MAUDLU’, dikarenakan :
- sanadnya sangat gelap, yaitu para perawinya tidak dikenal;
- sebagian rawinya ada yang tertuduh berdusta (muttaham).
Dari Abu Hurairah secara marfu’ : Adalah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bertasbih dengan kerikil” (Diriwayatkan oleh Abul-Qasim Al-Jurjani dalam Tarikh Jurjaan nomor 68).
Status hadits : MAUDLU’, dikarenakan terdapat rawi yang bernama Abdullah bin Muhammad bin Rabi’ah Al-Qudami yang sering meriwayatkan hadits-hadits munkar dan palsu (Lihat Adl-Dla’iifah nomor 1002).
Dari Sa’ad bin Abi Waqqash radliyallaahu ‘anhu : Bahwasannya ia bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah menemui seorang wanita dan di tangan wanita tersebut ada bijian atau kerikil yang ia gunakan untuk bertasbih/dzikir (Diriwayatkan oleh Abu Dawud nomor 1500, At-Tirmidzi nomor 3568, dan lain-lain).
Status hadits : DLA’IF, dikarenakan terdapat rawi yang bernama Khuzaimah yang majhul; juga Sa’id bin Abi Hilal, walaupun Ibnu Hajar berkata : Shaduq, akan tetapi Imam Ahmad telah menjarh-nya dimana Sa’id bin Abi Hilal ini rusak hafalannya di akhir umurnya. (Kesimpulan : Hadits ini tidak lepas dari kritik).
Dari KInanah maula Shafiyyah berkata : Aku mendengar Shafiyyah berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah menemuiku dan ditanganku ada empat ribu nawat (bijian kurma) yang aku pakai untuk menghitung dzikirku….” (Dikeluarkan oleh Tirmidzi nomor 3554).
- Hasyim bin Sa’id. Ibnu Ma’in berkata tentangnya bahwa ia tidak ada apa-apanya (maksudnya dla’if). Ibnu Hajar dalam At-Taqrib menyebutnya dla’if.
- Kinanah Maula Shafiyyah adalah majhul haal
0 komentar:
Posting Komentar