Sudah banyak penelitian medis yang dipublikasikan tentang bahaya rutinitas mendengarkan musik keras-keras di walkman/CD-Player maupun dari live music. Ketulian permanen adalah bahaya akumulatif dari kedua kebiasaan tersebut. Salah satu penelitian di USA malah dengan berani mengatakan bahwa 9 dari 10 orang yang ditelitinya potensial mengarah ke ketulian permanen akibat dari hobi mereka menghabiskan waktu dengan clubbing 6 jam atau lebih setiap weekend. Sebagai gambaran, musik pub / clubbing yang hingar bingar itu memiliki satuan kekuatan bunyi rata-rata sebesar 125 desibel. Bandingkan bahwa jika Anda termasuk yang risih dengan suara tukang yang sedang mengebor dinding di rumah Anda, ternyata suara bor mesin yang mengilukan di telinga itu hanyalah 110 desibel saja. Percakapan manusia sehari-hari rata-rata adalah 40 desibel, so jangan heran jika Anda sedang dalam clubbing harus berteriak minimal 3 kali lipat dari suara percakapan biasa untuk memanggil seorang kawan yang sedang berdiri tepat di sebelah Anda.
Ketulian akibat kebisingan timbul setelah telinga kita menerima bunyi dengan kekuatan 85 desibel atau lebih secara berulang-ulang dalam jangka waktu lama (akumulatif). Walaupun telinga manusia itu merupakan sistem ciptaan yang luar biasa hebat dan mampu meredam suara berlebih dalam batas tertentu, tetapi dalam hal hentakan bunyi yang berlebih berulang-ulang, kebiasaan tersebut perlahan tapi pasti akan menggunduli serabut-serabut sensorik di telinga dalam Anda (koklea). Jadi ketulian yang terjadi adalah ketulian tipe saraf yang artinya mustahil disembuhkan. Proses yang sama juga dialami mereka yang rajin menempelkan headphone CD-player/ walkman di telinga mereka 4 jam atau lebih perhari dengan suara yang lumayan keras. Dan lebih sering lagi hal ini dijumpai pada pekerja pabrik mesin berat yang setiap hari harus terpapar bunyi dengan desibel yang cukup untuk membuat tuli.
Beberapa tahapan ketulian sebenarnya pernah Anda alami setelah rutin clubbing tiap minggu. Tahapan paling awal adalah adanya tinnitus atau suara berdenging sampai beberapa jam pasca keluar dari club. Jika akumulasi masih berlanjut, esok-esok hari beberapa setelah clubbing, ambang dengar telinga Anda agak sedikit meningkat yang artinya mungkin biasa Anda nyaman mendengarkan radio dalam mobil Anda dalam point suara 14 sekarang jsutru di angka 18 baru merasa terdengar jelas. Tapi perubahan ambang ini beberapa jam kemudian akan pulih seperti sediakala. Nah tahapan terakhir barulah terjadi peningkatan ambang dengar secara permanent alias tuli derajat ringan hingga menengah. Dan tuli tersebut umumnya terjadi berbarengan pada kedua telinga Anda.
Jadi, apakah saya menyarankan Anda untuk menghentikan semua aktivitas clubbing maupun CD-player ria? Oh tentu hal itu tidaklah bijaksana. Walaupun dampak dari kedua kebiasaan itu menurut penelitian akan mengerikan.
Ada beberapa tips yang dapat Anda ingat untuk dapat tetap mencintai aktivitas musik Anda sembari menghindari diri dari ketulian dini;
- Untuk yang suka clubbing, sebaiknya Anda lebih selektif memilih tempat clubbing yang memiliki peredam suara pada dindingnya serta luas ruangan yang tidak sempit. Hal ini untuk mengurangi pemantulan suara bagaikan efek rumah kaca yang akan berakibat double pada kerusakan telinga Anda. Selain itu, hindarilah berdiri atau duduk tepat di dekat speaker yang berdentum dengan hebat. Selalu sempatkan diri Anda keluar dari ruangan hingar bingar tersebut cukuplah 10 menit saja per jam, misalnya ke WC. Dan jika Anda lebih konsen lagi terhadap kedua koklea Anda yang imut, Anda dapat mengenakan peredam telinga berbahan kain lembut (seperti penutup telinga berbentuk bando yang biasa dipakai di musim dingin).
- Jika Anda walkman atau CD-player mania, yah mau ga mau sebaiknya suara musik yang Anda stel seminimal efektif mungkin serta tidak melebihi 4 jam sehari. Lebih bijak lagi jika Anda memutarkan CD atau kaset musik Anda di mini compo saja, tapi yah jangan keras-keras juga, kalau tidak telinga Anda bisa semakin budek karena ditempeleng tetangga yang terganggu hahaha..
- Para pekerja pabrik yang rentan kebisingan maupun pekerja di tengah jalan raya yang ramai suara kendaraan, hendaknya perlu mengenakan pelindung telinga yang bertujuan meredam kebisingan suara. Biasa kaum ini adalah kaum yang paling banyak menderita ketulian akibat kebisingan tersebut, sebab mereka terpapar kebisingan setiap hari. Apalagi jika hobi bapak-bapak ini clubbing setiap weekend, lengkaplah sudah deh.
Jadi boleh aja asyik-asyik bermusik ria asal……
oleh: Leonardo Paskah Suciadi
0 komentar:
Posting Komentar